Belanja on line

Sunday, August 17, 2014

Guskompindo -Mengenal projector

mengenal DLP proyektor

Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD (Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya memiliki keunggulan tersendiri.
Yang LCD paling banyak tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang dibanding jenis DLP.
Saturasi warna hasilnya pun lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut “chicken wire effect”. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan.
Wujud proyektor LCD umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit dead pixel atau pixel mati, yang bakal mengganggu tampilan secara permanen.
Proyektor DLP memiliki kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel dan ringan.
Penyebab proyektor LCD bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di dalamnya. Jeroannya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru.
Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar.
Proyektor LCD teranyar telah dilengkapi optik khusus untuk memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1, atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP.
Sistem teknologi DLP berbeda jauh dengan LCD. Teknologi proyeksi digital ini dikembangkan oleh vendor TI bernama Texas Instruments (www.ti.com). Sekarang, sistem ini terbagi dua jenis: satu chip dan tiga chip. Yang banyak beredar di pasaran adalah yang pertama, namun jenis kedua memiliki kualitas proyeksi yang jauh lebih bagus.
Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya. Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam sistem. Di dalam peranti, obyek tersebut dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar.
Resolusi
Masing-masing proyektor memiliki resolusi proyeksi yang berbeda-beda. Semakin besar resolusinya, maka ukuran proyeksinya semakin luas.
Anda bisa melihat besar proyeksi dengan melihat jenis panel resolusi proyektor tersebut. Umumnya, proyektor terkini memakai jenis panel SVGA, XGA, dan SXGA. Detilnya bisa Anda lihat pada tabel Resolusi.
Koreksi Keystone & Aspect Ratio
Kedua komponen ini akan terasa sangat penting untuk membuat pantulan gambar di layar lebih nyaman dipandang. Keystoning adalah proses memperbaiki sudut-sudut proyeksi yang kadang melenceng, akibat salah posisi antara proyektor dengan layar.
Dahulu, keystoning dilakukan secara manual, dan sungguh sulit. Bahkan, untuk mendapatkan bentuk layar proyeksi yang proporsional, proyektor harus diletakkan jauh dan layar.
Teknologi proyektor terkini memungkinkan proses perbaikan hanya dengan menekan satu tombol saja. Ada pula proyektor yang memberikan fasilitas koreksi posisi secara otomatis.
Apa pula aspect ratio? Faktor inilah yang menentukan komposisi panjang dan lebar hasil proyeksi. Ada dua jenis aspect ratio yang sering digunakan: 4:3 dan 16:9. Masing-masing berbeda penggunaan-nya.
Aspect ratio 16:9 sangat tepat digunakan untuk menonton film berformat layar lebar, karena Iayarnya akan memanjang secara horizontal. Ukuran 4:3 adalah yang terbaik untuk menayangkan presentasi bisnis.
Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD (Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya memiliki keunggulan tersendiri.
Yang LCD paling banyak tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang dibanding jenis DLP.
Saturasi warna hasilnya pun lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut “chicken wire effect”. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan.
Wujud proyektor LCD umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit dead pixel atau pixel mati, yang bakal mengganggu tampilan secara permanen.
Proyektor DLP memiliki kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel dan ringan.
Penyebab proyektor LCD bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di dalamnya. Jeroannya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru.
Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar.
Proyektor LCD teranyar telah dilengkapi optik khusus untuk memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1, atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP.
Sistem teknologi DLP berbeda jauh dengan LCD. Teknologi proyeksi digital ini dikembangkan oleh vendor TI bernama Texas Instruments (www.ti.com). Sekarang, sistem ini terbagi dua jenis: satu chip dan tiga chip. Yang banyak beredar di pasaran adalah yang pertama, namun jenis kedua memiliki kualitas proyeksi yang jauh lebih bagus.
Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya. Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam sistem. Di dalam peranti, obyek tersebut dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar.
Resolusi
Masing-masing proyektor memiliki resolusi proyeksi yang berbeda-beda. Semakin besar resolusinya, maka ukuran proyeksinya semakin luas.
Anda bisa melihat besar proyeksi dengan melihat jenis panel resolusi proyektor tersebut. Umumnya, proyektor terkini memakai jenis panel SVGA, XGA, dan SXGA. Detilnya bisa Anda lihat pada tabel Resolusi.
Koreksi Keystone & Aspect Ratio
Kedua komponen ini akan terasa sangat penting untuk membuat pantulan gambar di layar lebih nyaman dipandang. Keystoning adalah proses memperbaiki sudut-sudut proyeksi yang kadang melenceng, akibat salah posisi antara proyektor dengan layar.
Dahulu, keystoning dilakukan secara manual, dan sungguh sulit. Bahkan, untuk mendapatkan bentuk layar proyeksi yang proporsional, proyektor harus diletakkan jauh dan layar.
Teknologi proyektor terkini memungkinkan proses perbaikan hanya dengan menekan satu tombol saja. Ada pula proyektor yang memberikan fasilitas koreksi posisi secara otomatis.
Apa pula aspect ratio? Faktor inilah yang menentukan komposisi panjang dan lebar hasil proyeksi. Ada dua jenis aspect ratio yang sering digunakan: 4:3 dan 16:9. Masing-masing berbeda penggunaan-nya.
Aspect ratio 16:9 sangat tepat digunakan untuk menonton film berformat layar lebar, karena Iayarnya akan memanjang secara horizontal. Ukuran 4:3 adalah yang terbaik untuk menayangkan presentasi bisnis.
Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD (Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya memiliki keunggulan tersendiri.
Yang LCD paling banyak tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang dibanding jenis DLP.
Saturasi warna hasilnya pun lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut “chicken wire effect”. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan.
Wujud proyektor LCD umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit dead pixel atau pixel mati, yang bakal mengganggu tampilan secara permanen.
Proyektor DLP memiliki kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel dan ringan.
Penyebab proyektor LCD bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di dalamnya. Jeroannya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru.
Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar.
Proyektor LCD teranyar telah dilengkapi optik khusus untuk memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1, atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP.
Sistem teknologi DLP berbeda jauh dengan LCD. Teknologi proyeksi digital ini dikembangkan oleh vendor TI bernama Texas Instruments (www.ti.com). Sekarang, sistem ini terbagi dua jenis: satu chip dan tiga chip. Yang banyak beredar di pasaran adalah yang pertama, namun jenis kedua memiliki kualitas proyeksi yang jauh lebih bagus.
Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya. Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam sistem. Di dalam peranti, obyek tersebut dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar.
Resolusi
Masing-masing proyektor memiliki resolusi proyeksi yang berbeda-beda. Semakin besar resolusinya, maka ukuran proyeksinya semakin luas.
Anda bisa melihat besar proyeksi dengan melihat jenis panel resolusi proyektor tersebut. Umumnya, proyektor terkini memakai jenis panel SVGA, XGA, dan SXGA. Detilnya bisa Anda lihat pada tabel Resolusi.
Koreksi Keystone & Aspect Ratio
Kedua komponen ini akan terasa sangat penting untuk membuat pantulan gambar di layar lebih nyaman dipandang. Keystoning adalah proses memperbaiki sudut-sudut proyeksi yang kadang melenceng, akibat salah posisi antara proyektor dengan layar.
Dahulu, keystoning dilakukan secara manual, dan sungguh sulit. Bahkan, untuk mendapatkan bentuk layar proyeksi yang proporsional, proyektor harus diletakkan jauh dan layar.
Teknologi proyektor terkini memungkinkan proses perbaikan hanya dengan menekan satu tombol saja. Ada pula proyektor yang memberikan fasilitas koreksi posisi secara otomatis.
Apa pula aspect ratio? Faktor inilah yang menentukan komposisi panjang dan lebar hasil proyeksi. Ada dua jenis aspect ratio yang sering digunakan: 4:3 dan 16:9. Masing-masing berbeda penggunaan-nya.
Aspect ratio 16:9 sangat tepat digunakan untuk menonton film berformat layar lebar, karena Iayarnya akan memanjang secara horizontal. Ukuran 4:3 adalah yang terbaik untuk menayangkan presentasi bisnis.
Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD (Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya memiliki keunggulan tersendiri.
Yang LCD paling banyak tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang dibanding jenis DLP.
Saturasi warna hasilnya pun lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut “chicken wire effect”. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan.
Wujud proyektor LCD umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit dead pixel atau pixel mati, yang bakal mengganggu tampilan secara permanen.
Proyektor DLP memiliki kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel dan ringan.
Penyebab proyektor LCD bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di dalamnya. Jeroannya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru.
Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar.
Proyektor LCD teranyar telah dilengkapi optik khusus untuk memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1, atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP.
Sistem teknologi DLP berbeda jauh dengan LCD. Teknologi proyeksi digital ini dikembangkan oleh vendor TI bernama Texas Instruments (www.ti.com). Sekarang, sistem ini terbagi dua jenis: satu chip dan tiga chip. Yang banyak beredar di pasaran adalah yang pertama, namun jenis kedua memiliki kualitas proyeksi yang jauh lebih bagus.
Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya. Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam sistem. Di dalam peranti, obyek tersebut dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar.
Resolusi
Masing-masing proyektor memiliki resolusi proyeksi yang berbeda-beda. Semakin besar resolusinya, maka ukuran proyeksinya semakin luas.
Anda bisa melihat besar proyeksi dengan melihat jenis panel resolusi proyektor tersebut. Umumnya, proyektor terkini memakai jenis panel SVGA, XGA, dan SXGA. Detilnya bisa Anda lihat pada tabel Resolusi.
Koreksi Keystone & Aspect Ratio
Kedua komponen ini akan terasa sangat penting untuk membuat pantulan gambar di layar lebih nyaman dipandang. Keystoning adalah proses memperbaiki sudut-sudut proyeksi yang kadang melenceng, akibat salah posisi antara proyektor dengan layar.
Dahulu, keystoning dilakukan secara manual, dan sungguh sulit. Bahkan, untuk mendapatkan bentuk layar proyeksi yang proporsional, proyektor harus diletakkan jauh dan layar.
Teknologi proyektor terkini memungkinkan proses perbaikan hanya dengan menekan satu tombol saja. Ada pula proyektor yang memberikan fasilitas koreksi posisi secara otomatis.
Apa pula aspect ratio? Faktor inilah yang menentukan komposisi panjang dan lebar hasil proyeksi. Ada dua jenis aspect ratio yang sering digunakan: 4:3 dan 16:9. Masing-masing berbeda penggunaan-nya.
Aspect ratio 16:9 sangat tepat digunakan untuk menonton film berformat layar lebar, karena Iayarnya akan memanjang secara horizontal. Ukuran 4:3 adalah yang terbaik untuk menayangkan presentasi bisnis.

Saturday, August 16, 2014

Pengertian projector


Pengertian Proyektor


Berbicara tentang proyektor, kita tidak terlepas dari teknologi presentasi, Dan teknologi presentasi tidak terlepas mengenai proyeksi gambar atau tulisan. Mengapa?, karena dengan tampilan gambar atau tulisan itu kita dapat memberikan presentasi yang lebih
dinamis dan atraktif. Saat ini kita telah mengenal banyak sekali teknologi untuk presentasi. Karena dengan teknologi ini, dapat memudahkan kita untuk menjelaskan sesuatu hal yang ingin kita presentasikan. Sebelum kita mengenal lebih dalam tentang proyektor, ada baiknya kita mengenal beberapa teknologi konvensional , yaitu:

Presentasi Konvensional

Papan Tulis
Blackboard adalah sebuah papan tulis dengan warna dasar hitam dan dapat di tulis dengan kapur. Whiteboard adalah sebuah papan tulis dengan warna dasar putih dan permukaan yang halus dan dapat di tulis dengan spidol.

Flip Chart
Flip chart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan flip chart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, mudah ditulis.


Copyboard
Copyboard merupakan  technologi konvensional yang di modernisasikan. Copyboard adalah Whiteboard yang dapat di tulis dengan spidol, dan dapat menyimpan data langsung ke dalam PC serta dapat langsung di Print.

Presentasi dengan proyeksi
Seiring dengan perkembangan teknologi, Presentasi berkembang menjadi tampilan proyeksi. Di mulai dari slide proyektor sampai dengan digital projector.karena dengan tampilan proyeksi presentasi menjadi lebih inovatif dan atraktif.
Slide Projector
Slide projector adalah sebuah perangkat optical mekanikal untuk memproyeksikan foto slide.


OHP ( Over Head Projector )
OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai tempat untuk meletakkan transparansi. Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel, melewati sebuah transparan ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas tempat tersebut. Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90­­­ derajat. Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya sehingga memungkinkan untuk dipergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.


Mengapa beralih ke Video / Digital proyektor?
Walaupun Dengan OHP ini cukup menghemat uang, namun menyimpan dan mengganti semua lembaran transparansi dari awal hingga akhir presentasi bukan merupakan hal yang efektif.
 Karena alasan itulah banyak orang beralih ke 
proyektor warna dan sebuah laptop daripada terus menerus menggunakan metode diatas. Juga apabila anda menggunakan metode baru ini, anda akan lebih mudah mengupdate bahan-bahan presentasi anda untuk suatu saat bisa ditampilkan lagi, daripada anda harus menyusun ulang dan mencetak kembali transparansi anda. 

Lalu, apa yang dimaksud dengan proyektor ?
Proyektor adalah perangkat yang mengintegrasikan sumber cahaya, sistem optik, elektronik dan Teknologi display dengan tujuan untuk memproyeksikan gambar atau video ke dinding atau layar.
Mengapa proyektor ? dibandingkan dengan media yang lain seperti Plasma atau LCD Display, proyektor memiliki beberapa kelebihan seperti, dapat membuat tampilan yang sangat besar, dapat di bawa dengan mudah serta fleksibilitas yang tinggi.
Sebagai Alat Presentasi
Proyektor dapat membuat sebuah presentasi menjadi lebih hidup, karena dengan tampilan gambar atau tulisan itu kita dapat memberikan presentasi yang lebih dinamis
dan atraktif. 
Sebagai Pemutar Video (Home Theater)
Dengan proyektor, kita dapat menikmati bioskop di dalam rumah. Ini dikarenakan proses tampilan yang terjadi di bioskop bisa kita tampilkan di rumah, yaitu dengan proyeksi.
Sebagai Media Informasi
Karena proyektor dapat menampilkan tampilan dengan layar besar, maka projector sangat efektif untuk dijadikan sebagai media informasi.

Sejarah singkat projector

Sejarah singkat LCD Projector



Proyektor LCD ditemukan di New York oleh Gene Dolgoff. Dia mulai bekerja di dalam kampus pada tahun 1968 dan bertujuan untuk memproduksi sebuah videoproyektor yang dalam idenya akan membuat sebuah LCD yang lebih cerah dibandingkan dengan
proyektor 3-CRT. Ide tersebut untuk menggunakan elemen yang disebut sebagai “cahaya katup” untuk mengatur jumlah cahaya yang melewati itu. Hal ini akan memungkinkan penggunaan yang sangat ampuh untuk sumber cahaya eksternal. Setelah mencoba berbagai bahan, dia menduduki kristal cair untuk mengatur terang pada tahun 1971. Ia membawanya sampai 1984 untuk mendapatkan addressable layar kristal cair (LCD), yang dibangun adalah ketika ia pertama di dunia  proyektor LCD. Setelah pemeriksaannya itu, dia melihat banyak masalah yang harus dikoreksi termasuk kerugian besar. Dia kemudian menggunakan metode baru untuk menciptakan efisiensi yang tinggi untuk menghilangkan tampilan pada piksel. Ia mulai bekerja di Projectavision Inc pada tahun 1988, pertama kali dunia LCD projector didirikan.

Tecnology projector

Teknologi Display Proyektor



Teknologi Display Proyektor mengalami perkembangan cukup pesat. BerdasarkanTeknologi displaynya, proyektor dibagi menjadi tiga, Yaitu :
1.       LCD          : Liquid Cristal Display
2.       DLP          : Digital Light prosessing
3.       L-CoS      : Liquid Cristal on Silicon
LCD ( Liquid Cristal Display )
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Teknologi LCD merupakan teknologi yg pertama diciptakan dan terus berkembang. Teknologi ini juga mempunyai hasil warna yang sangat baik karena basis warna memakai sistem RGB.
Cara Kerja Proyektor LCD
Pengolahan citra disaring melewati filter yang melalui tiga warna primer merah, hijau, biru (RGB). Tiap-tiap dari citra yang masuk ke filter dipancarkan ke LCD panel untuk di proses lagi. Pixel-pixel pada LCD panel akan di aktifkan atau di non-aktifkan (sebagian atau seluruhnya) untuk melakukan pemerataan brightness dan warna yang akan diperlukan untuk ditampilkan.
Sebagai contoh, untuk menampilkan warna ungu, maka LCD panel warna hijau akan di non-aktifkan dan kemudian citra diolah menggunakan LCD panel warna biru dan merah sehingga dapat terbuat warna ungu yang ingin ditampilkan.


DLP ( Digital Light Prosessing )
Teknologi DLP dikembangkan dengan basis teknologi Digital Micromirror Device (DMD) chip yang terbuat dari jutaan cermin super kecilTerdapat 2 macam technologi untuk DLP ini. Yaitu 1 chip DLP dan 3 chip DLP. Keunggulan teknologi DLP 1 Chip antara lain adalah fisik yang lebih ramping, Contrast Ratio yang lebih Tinggi serta Dust Free. Sedangkan keunggulan teknologi DLP 3 Chip adalah menghasilkan warna yang sangat baik, Contrast Ratio yang tinggi serta daya tahan yang baik.
Cara kerja Proyektor DLP
Tiap cermin digunakan untuk tiap pixel pada screen. Citra yang masuk kemudian akan diolah ke dalam color wheel/disc dengan basis warna merah, hijau, dan biru (RGB).  Setelah itu citra melalui DMD, dan setiap cermin akan merefleksikan dalam berbagai sudut dengan kecepatan yang sangat cepat citra-citra warna yang dibutuhkan dalam penampilan suatu gambar pada screen.


LCoS  Liquid Crystal On Silicon )
LCoS merupakan projector terbaik dalam menghasilkan tampilan gambar pada screen dibanding jenis proyektor lain. Namun dari semua jenis proyektor yang beredar di pasaran, LCoS proyektor merupakan jenis proyektor paling mahal dan paling berat. proyektor ini adalah penggabungan antara Teknologi LCD dan DLP.
LCoS dalam pabrikan Sony disebut dengan SXRD (Silicon X’tal Reflektive Display). Sedangkan LCoS dalam pabrikan JVC di sebut dengan D-ILA (Direct Drive Image Amplication)
Cara Kerja Proyektor L-CoS
Seperti pada LCD proyektor, citra yang masuk akan diolah pada suatu filter dengan basis warna merah, hijau, dan biru (RGB). Kemudian citra akan masuk ke liquid crystal panel yang akan merefleksikan warna-warna dan brightness yang dibutuhkan untuk menampilkan gambar seperti pada DMD chip.

Mengenal Brightness

Mengenal Brightness

Brightness adalah Kekuatan cahaya yang dihasilkan oleh proyektor. Satuan yang biasa di gunakan adalah ANSI Lumens. Yaitu standarisasi yang ditetap oleh ANSI (American National Standard Institute) untuk  menentukan brightness proyektor
Pada standard ANSI: 
Nilai intensitas yang keluar dari sumber cahaya diukur dengan cara mengukur nilai kuat cahaya pada daerah cahaya dengan luas 1 meter persegi. (1 ANSI Lumens = 1 Lux/m² = 1 Candella/m² (ISO standard)).

Kebutuhan Lumens dipengaruhi oleh beberapa Aspek, antara lain :
  •  Ambient Light (Pencahayaan di sekitar Proyeksi )
Semakin kuat cahaya di sekitar proyeksi akan semakin menurunkan Lumens padaproyektor. Maka kita membutuhkan Lumens yang besar untuk tetap dapat membuat proyeksi yang optimal jika ambient light cukup terang.
  • Screen Size ( Ukuran Layar )
ukuran layar juga menentukan besarnya Lumens. Karena semakin besar layar yang digunakan, semakin besar pula Lumens yang dibutuhkan.
  • Environment ( Lingkungan )
Yang dimaksud lingkungan disini adalah tempat atau ruang dimana proyektor akan digunakan. Apakah didalam atau diluar ruangan ?, seberapa besar ruangan yang digunakan?. Hal – hal itu yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan Lumens yang akan digunakan.

Mengenal Resolusi


Resolution (Resolusi) adalah jumlah keseluruhan pixel yang terdapat pada digital display. Lalu, apa yang dimaksud dengan Pixel itu sendiri? Pixel adalah element terkecil dari gambar. Pixel mewakili satu titik yang bergabung untuk membentuk satu gambar.


Contoh Pixel

  
Ini adalah beberapa resolusi Projector yang wajib anda ketahui :
SVGA (Super Video Graphic Array)
  Resolusi 800 x 600 Pixel, Aspect Ratio 4:3
XGA (eXtended Graphics Array)
  Resolusi 1024 x 768 pixel, Aspect Ratio 4:3
WXGA (Wide eXtended Graphics Array)
  Resolusi 1280 x 800 pixel, Aspect Ratio 16:10
HD Ready (High Definition ready)
  Resolusi 1280 x 720 pixel, Aspect Ratio 16:9
Full HD ( Full high Definition )
  Resolusi 1920 x 1080 pixel, Aspect Ratio 16:9
SXGA+ (super XGA)
  Resolusi 1400 x 1050 pixel, Aspect Ratio 4:3
WUXGA (Wide  Ultra eXtended Graphics Array)
  Resolusi 1920 x 1200 pixel, Aspect Ratio 16:10
Perbandingan Resolusi

Native Resolution
Native Resolution adalah resolusi asli yang terdapat pada proyektor. Yang dimaksud asli disini adalah Total dari resolusi fisik dari panel LCD, DLP atau L-CoS proyektor.Sebagai contoh: proyektor dengan native resolution XGA, ini berarti secara fisik dia mempunyai 1024 pixel horizontal dan 768 pixel vertikal atau berjumlah 786.432 pixel. Semakin besar Resolusi pada Native proyektor maka semakin tajam gambar yang dihasilkan.

Jenis conector port

Mengenal Input Output Connection Port


Setiap proyektor memiliki Port atau konektor untuk menghubungkan proyektordengan perangkat lain. Koneksi – koneksi tersebut antara lain: 

Composite
Ini "standard" port untuk video, dan dapat di gunakan sebagai input sinyal video dari VCR, DVD player, Camera dsb. Composite video biasanya di beri tanda warna kuning dan menggunakan konektor RCA. Disebut komposit karena semua informasi video di antarkan dengan menggunakan kabel tunggal. Karena hal ini lah, composite adalah standard terendah untuk konektor video.
S-Video
Kependekan dari “Super Video”. Port berbentuk bundar dengan 5 kabel yang terpisah. Membawa data luminance (brightness) dan Chrominance (colour) secara terpisah, menghasilan gambar yang lebih baik di bandingkan dengan composite video.

RGB in/out (D-sub 15 pin) atau VGA
RGB berasal dari nama komponen Red, Green dan Blue pada sinyal video komputer. dan merupakan port yang paling banyak di gunakan untuk menghubungkan komputer dengan monitor atau projector.
Atau sering di beri label computer dan monitor (untuk output) dan sering juga di sebut dengan “VGA” yang kadang membingungkan karena tidak ada hubungannya dengan resolusi gambar.

Component Video
Memiliki 2 macam tipe, yang memakai vertical horizontal scan dan yang tidak. Yang memakai scan biasa disebut dengan 5 BNC karena port menggunakan Bayonet Neil Coleman. Untuk yang tidak memerlukan synchronize horizontal maupun vertical, maka hanya menggunakan 3 kabel saja (RGB). Maksimum resolusi yang dapat di antarkan adalah 1080i.  
                   

Kebanyakan untuk projector saat ini, Component Video Gabung dengan Port DSub 15pin. jadi jika anda ingin memakainya, anda harus memakai kabel opsional seperti dibawah ini :
SDI
SDI (Serial Digital Interface). Menggunakan kabel coax dengan konektor BNC. Biasa digunakan pada peralatan broadcasting dengan standard digital video. Dan resolusi yang dapat di antarkan sampai dengan maksimal Full HD @1080p/30 (HD-SDI). 

RS-232 ( Control Projector )
RS-232 adalah serial interface standard yang di gunakan untuk menghubungkan projector dengan kontrol system. Karenanya konektor ini sangat di butuhkan dalam mengintegrasikan proyektor dengan sebuah system karena hampir semua system menggunakan konektor ini.

Audio In Out
Standard untuk koneksi Audio. Ada dua macam konektor,  pertama Menggunakan konektor RCA x 2 untuk kanan dan kiri. Yang kedua menggunakan jack audio 3.5mm. Koneksi input output audio diperlukan jika anda menginginkan untuk memakai speaker dari projector atau jika anda ingin dapat Mute audio dan video secara bersamaan melalui remote dari proyektor.


Konektor audio in out

DVI (Digital Virtual Interface)
Di desain sebagai alternatif untuk menggantikan standard koneksi RGB (VGA) dengan menggunakan koneksi digital yang dapat mengurangi gradasi gambar akibat konversi dari digital ke analog. DVI sendiri terbagi menjadi 3, yaitu :
- DVI-D ( untuk koneksi Digital ). DVI-D dapat dihubungkan dengan HDMI melalui kabel atau konektor DVI to HDMI
- DVI-I (untuk koneksi Analog dan Digital )
 DVI-A (untuk koneksi Analog)
HDMI
HDMI (High Definition Multimedia Interface), konektor yang mampu mengantarkan sinyal video dan audio secara digital dengan resolusi yang di support sampai dengan Resolusi maksimum yang dapat di hantarkan adalah WQXGA 2569 X 1600 @75 frame. HDMI mempunyai HDCP (High-bandwidth Digital Content Protection), ini adalah sebuah lisensi dan proteksi dalam bentuk digital yang dikembangkan oleh anak perusahaan Intel Corporation. untuk mencegah pengguna dari mengcopy konten definisi tinggi (audio dan video digital) selama transmisi dari sumber suatu perangkat ke perangkat layar, HDCP melindungi konten dengan menggunakan otentikasi dan enkripsi.
Versi – Versi HDMI beserta kapabilitasnya 
Wired LAN
Untuk menghubungkan projector dengan Local Area Network menggunakan konektor RJ-45.). Port ini dapat digunakan untuk kontrol atau data tampilan (source)tergantung dari fitur yang dimiliki oleh projector.



Wireless LAN
Dengan fitur Wireless LAN ini kita dapat dapat menghubungkan antara proyektordan  beberapa alat berbasis wifi ( contoh: laptop ) secara Wireless atau tanpa kabel.Terdapat 2 tipe projector dalam pemakaian WLAN, yaitu Wireless LAN Build-up, yaitu fasilitas WLAN yang sudah tertanam dalam proyektor tersebut. Contoh Panasonic PT-LB90NT, PT-VX400NT. Wireless LAN Optional Module. Yaitu fasilitas WLAN yang terpisah dengan projector berbentuk Dongle USB. 


Contoh Wireless LAN Optional Modul
USB Type B ( USB for PC )
Fitur ini adalah alternatif lain untuk menampilkan gambar sekaligus mengontrol projector dari PC atau laptop melalui USB.

USB Type A ( USB Direct view )
Koneksi ini memakai USB Type A. Fitur ini sangat berguna untuk presentasi yang tidak bergantung pada computer sebagai media. Karena dapat langsung menampilkan file gambar seperti JPEG yang ada di Flash disk anda

Mengenal Lamp Life



Lamp life adalah lamanya umur lampu yang beroperasi pada sebuah proyektor.Beberapa proyektor mempunyai Lumens yang berbeda, dan itu akan berpengaruh terhadap ketahanan lampu suatu proyektor. Semakin rendah brightness yang 
didistribusikan semakin lama pula umur lampu yang didapat. Maka jika proyektor anda mempunyai fitur ECO MODE maka akan sangat membantu sekali untuk memaksimalkan ketahanan lampu. Pemakaian atau umur lampu dapat kita lihat pada menu dari proyektor. Satuan yang dipakai untuk umur lampu adalah Hours ( jam ).


Mengenal Contrast Ratio

Contrast ratio adalah besarnya perbandingan Contrast antara warna satu dengan yang lainnya, Semakin tinggi perbedaannya semakin gambar terlihat nyata ( kedalaman warna gambar akan membuat antara objek dan latar semakin jelas ) Contrast ratio 
tinggi membuat warna semakin tebal , di banding contrast rendah warna akanterlihat tipis.
contoh: contrast ratio 4000:1 artinya bagian gambar yang paling terang akan memiliki rasio 4000 kali lebih terang dari bagian gambar yang paling gelap
Proyektor Home Theater biasanya mempunyai Contrast ratio sangat besar, ini dikarenakan Projector Home Theater dituntut untuk menghasilkan gambar yang benar – benar nyata dengan kedalaman warna yang sesuai dengan konten yang ditayangkan.
contrast ratio juga dipengaruhi oleh kondisi cahaya disekitarnya. Pada suatu ruangan yang ideal, ruangan tersebut mampu menyerap semua pantulan cahaya dari Proyektor Dan satu-satunya cahaya yang kita lihat di ruangan tersebut hanya berasal dari Proyektor. Dengan kondisi cahaya tersebut, contrast rasio dari gambar akan sama dengan contrast ratio yang di klaim suatu produsen merk Proyektor tersebut.

Mengenal Aspect Ratio




Aspect Ratio adalah skala rasio dari lebar dan tinggi tampilan. Ada beberapa jenis aspect ratio yang paling sering digunakan, 4:3 (Full Screen) dan 16:9 (Wide Screen).Kebutuhan Aspcet Ratio disesuaikan dengan resolusi  pada proyektor untuk layar yang akan digunakan
Aspect Ratio 4:3
Aspect Ratio ini juga disebut 1.33:1. Aspect Ratio 4:3 dimiliki resolusi SVGA, XGA, UXGA
Aspect Ratio 16:9
Aspect ratio ini juga disebut 1.78:1. Aspect Ratio 16:9 dimiliki resolusi HD Ready (720p), Full HD (1080i/p).
Aspect Ratio 16:10
Aspect Ratio ini biasa dipakai untuk layar monitor dari laptop atau LCD Monitor. Aspect Ratio 16:10 dimiliki resolusi WXGA 1280 x 800.
Aspect Ratio 2.35 : 1
Aspect Ratio ini dipakai pada konten film. Biasanya disebut dengan cinemascope.